Thursday, December 7, 2006

Realitas Hubungan Murid dengan Mursyidnya Tercinta

Apa sesungguhnya yang terjadi pada seorang Mursyid sehingga sedemikian banyak kekhawatiran dan kebingungan mengemuka bagi para pemula perjalanan Spiritual? Mursyid adalah seorang Manusia.Betul. Akan tetapi, apa bedanya.Apa bedanya?

Perbedaan antara Mursyidmu dengan setiap manusia lain yang pernah kau temui adalah tingkat Kesempurnaannya.

Dalam Ungkapan Syaich Ibn’Arabi:
“Seorang Manusia sempurna adalah seseorang yang sungguh murni, bersih: cermin yang sempurna, tempat Allah, KeindahanYang sempurna, melihat Pantulan-Nya secara nyata pada kedalamannya.”-Kernel of the Kernel-

Seorang Mursyid memiliki kualitas khusus yang mungkin sudah pernah dibaca oleh murid barunya, kualitas yang dikenal sebagai istislam, atau pergi bertemu Kehendak Ilahi dalamketaatan penuh.
Istislam mengandaikan sinambungnya keberanian sekaligus tenangnya kesiapan untuk melakukan sesuatu dengan segera saat perintah dating. Ketika seorang murid mencapai puncak kerinduannya akan tuntunan, dia menemukan dirinya berhadapan dengan seorang manusia , yang dalam istilah Syaich ‘Abdul Al Qodir Al Sufi:
“ Keduanya adalah hamba waktu-‘Abd Al Waqt, dan pemuja sang waktu_’Abid Al Waqt,itulah makna semua kenyataan itu, dan itulah kenyataan.”
Ini adalah satu aspek kebingungan sang murid dan hal yang dipertanyakannya kepada dirinya sendiri.Sang Murid tidak mengerti hakekat istislam , sang murid juga tidak mengerti hakekat Abd Al Waqt dan ‘Abid Al Waqt. Dan yang paling memusingkan adalah Sang Murid tidak paham hakekat dari Mursyidnya Tercinta. Disinilah Kunci Pengetahuan akan Allah. Namun Sang Murid akhirnya mencapai Penuntunnya, Pecinta Allah ini, dia telah menemukannya karena dia menginginkannya , merindukannya dan membutuhkan pengetahuan akan Realitas. Dia harus paham istislam. Adakah sebab lain lagi yang telah membuatnya tertuntun kapada penuntunnya, kepada Mursyidnya Tercinta.?

Mursyid adalah seorang manusia yang akan menunjukkan muridnya cara menghancurkan segala pengetahuan yang tidak berguna, tidak bernilai dan eksesif yang memengaruhi hidup murid itu sebelum dia masuk tareqat, dank arena kemampuan Sang Mursyid yang Murni untuk menuntun, karena talenta yang dianugerahkan Allah swt kepadanya itu, cinta sang murid kepadanya meningkat.
Setiap tarikan napas hanya membuat cinta itu lebih besar dan intens lagi. Tiap tarikan nafas sang murid itu mengantarnya lebih dekat pada tujuan karena melalui sang Mursyidlah sang murid dituntun oleh Rasul saw kita Muhammad Saw. Dan dia dibimbing kepada Allah Yang Maha Kuat. Satu tuntunan. Satu Cahaya.Allah swt.

Syaich Ibn Arabi berkata:“ Orang mengira bahwa seorang guru harus berbuat keajaiban dan menampakkan kesaktian. Tetapi tuntutan seorang guru sesungguhnya adalah bahwa dia harus memiliki semua yang dibutuhkan oleh pengikutnya.”

Karena keunikan absolute setiap murid, penerimaan mereka berbeda beda dan kesiapan mereka untuk memasuki kedalaman makna Pengajaran juga unik. Beberapa murid yang lebih mudah selaras dari pada yang lain, tampak lebih dekat dengan gelombang Mursyidnya dari kawan kawan seperjalanannya. Sebagian murid ingin membawa calon pengikut lebih & lebih banyak lagi kedalam Kehadiran Sang Mursyid, sementara sebagian lainnya tidak mampu bahkan hanya untuk mengungkap namanya sendiri kepada orang lain. Ini karena para murid telah merasakan Kehebatan Mursyid yang mereka cintai itu, dan dia , bagi mereka adalah harta yang tak ternilai.
“ Jangan perlihatkan sebutir mutiara kepada seseorang yang tidak akan memahami nilainya.” _ Yunus Emre_

Salah seorang guru Akbar telah berkata bahwa jika realitas kesufian disingkap, ia akan dipuja. Ini betul betul kenyataan yang dialami oleh murid murid tertentu, yang telah membuat cinta mereka melimpah ruah dan menghawatirkan Mursyidnya..
Pada mulanya , mungkin agak sulit bagi murid baru untuk mengerti bahwa bukanlah penampakan luar Mursyidnya yang telah membuat penuntunnya itu amat layak dicintai, melainkan realitas kediriannya. Dan realitas cinta Mursyid inilah yang sering membuat murid muridnya mengalami kerinduan yang memuncak hingga mereka rela meninggalkan hampir semua miliknya untuk bergegas mendekati sang Mursyid dengan harapan untuk dapat terus melayaninya. Buku buku tasawuf dipenuhi kisah kisah indah ini.
Ketika Fachrudin Iraqi terpisah dari Guru yang dicintainya , Syaich Qunawi, dia menulis surat kepada gurunya:
“Akhirnya dari ikatan ini ada ditanganmu,
dan aku terlatih untuk tangan itu.
Ketika kau menarikku kepada dirimu, aku akan kembali kepadamu.
Aku telah teramat hampir hancur oleh perpisahan dengan mu, Maka, jika kau tidak meraih tanganku, aku tidak akan mungkin bangkit lagi.”

Ketika seorang murid diharu biru cinta yang terlalu kuat seperti yang dialami Iraqi , dia dapat menangis , menjerit serta memohon untuk bersama Mursyidnya , tetapi dibalik itu , hatinya sungguh damai karena dia tahu bahwa dia tidak akan pernah mungkin merasakan semua ini jika Mursyidnya tidak merasakan hal yang sama kepadanya.
Untuk ketidak mungkinan ini, Syaich Rumi berdendang dalam Matsnawi-nya:“ Ketika Cahaya Cinta berkilau dihati sang tercinta , ketahuilah ada juga cinta dihati itu. Ketika cinta kepada Tuhan telah tertanam dihatimu, tidak ragu Tuhan memiliki cinta buatmu”
Dalam ungkapan terbaik Ibnu Atha’illah:“ Syaichmu bukanlah seseorang yang kau dengar pembicaraannya . Syaichmu adalah seseorang yang kau anut. Dia bukanlah seseorang yang ekspresinya mengemuka dihadapanmu , melainkan seseorang yang tandanya mengalir dalam dirimu. Syaichmu bukan orang yang memanggilmu untuk datang ke pintu , melainkan yang menyingkapkan tabir diantara kau dan Dia . Bukanlah Syaichmu yang kata katanya menghadangmu , dia adalah yang keberadaannya memanggulmu . Syaichmu adalah orang yang membebaskanmu dari penjara keinginan dan membuatmu memasuki hadirat Tuhan.Syaichmu adalah orang yang memanifestasikan cermin hatimu sampai cahaya Tuhanmu memanifestasikan diri diatasnya . Dia membawamu kepada Allah swt dan kau pergi kepada – Nya. Dia pergi bersamamu sampai kau datang kepada-Nya . Dan Dia masih tetap akan bersamamu sampai dia meletakkan mu dia antara tangan-Nya. Dia mengarahkanmu ke dalam cahaya kehadiran sampai dia berkata kepadamu,” Disinilah kau, dan ini Tuhanmu!”


Dan hati seorang murid akan tersayat oleh peluru intan begitu dia tersadar akan makna baru menakjubkan yang terkandung dalam ayat Al Quran yang banyak dibaca dan dikaji ini: “ Dan demi bapak dan anaknya ( QS Al Balad [90]: 3)Mursyidmu adalah Bapak Spiritualmu. Kau adalah anaknya. Dan dia membawamu pulang ke Rumah. Subhanallah-segala puja puji terindah bagi Allah swt.[]


Nb: Menembus Langit- Amatullah Amstrong

2 comments:

Unknown said...

Astaghfirullah... Sungguh tidak ada perantara antara ALLAH SWT dengan hamba-Nya. Ini cuma bentuk tipuan jin kafir agar kalian mencintai guru" kalian melebihi kepada ALLAH SWT dan Rasul-Nya. Manusia yg harusnya kalian cintai adalah Rasulullah, cinta berlebihan kepada guru" tak ubahnya kaum Syi'ah yg cinta berlebihan kepada Husein Bin Ali. Naudzubillah...

faz27 said...

astaghfiruLLOOH...
Sungguh ada peranatara antara ALLOH dan hamba-NYA.

Yaa ALLOH ... limpahkanlah rejeki kepada hamba sehingga hamba Engkau mampukan untuk berhaji. Lalu ALLOH SWT memberikan rejeki-NYA kepada kita melalui boss kita.

Untuk penulis... mohon ijin copas dan terima kasih banyak...
Jazakallah Khoir